Jumat, 11 Oktober 2013

Karya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Deterjen merupakan produk teknologi yang strategis, karena telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern mulai rumah tangga sampai industri. Di sisi lain, detergen harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti fungsi jangka pendek (short therm function) atau daya kerja cepat, mampu bereaksi pada suhu rendah, dampak lingkungan yang rendah dan harga yang terjangkau (Jurado et al, 2006).

Produksi deterjen Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton. Sedangkan tingkat konsumsinya, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Audit Teknologi di wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita rata-rata sebesar 8,232 kg (Anonimous, 2009).

Dibandingkan dengan produk terdahulu, sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Pada umumnya detergen bersifat surfaktan anionik yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi (Chantraine F et all, 2009).
Air limbah detergen termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan  karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous, 2009).

Surfaktan sebagai komponen utama dalam deterjen, surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Surfaktan ialah molekul organik dengan bagian lifofilik dan bagian polar, yang  berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktan membentuk bagian penting dari semua detergen komersial.
Dilain pihak Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.
Dengan makin luasnya pemakaian deterjen maka risiko bagi kesehatan manusia maupun kesehatan lingkungan pun makin rentan. Limbah yang dihasilkan dari deterjen dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan yang selanjutnya akan mengganggu atau mempengaruhi kehidupan masyarakat (Heryani dan Puji, 2008).
Air limbah detergen termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan  karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous, 2009).
Keberadaan busa-busa dari Deterjen ini di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian (Ahsan et al, 2005).
Selain itu pencemaran akibat deterjen mengakibatkan timbulnya bau busuk. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
Sebenarnya alam telah menyediakan bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah seperti ini.Seperti buah Mengkudu yang banyak mengandung zat – zat nutrisi,mengkudu juga mengandung zat aktif,seperti terfenoid,anti bakteri,scolopetin,xeronine dan proxeronine,pewarna alami dan asam.Namun sayangnya pemanfaatan buah Mengkudu ini kurang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pemanfaatan buah yang banyak mengandung zat yang bermanfaat ini sebagai bahan pokok pembuatan Deterjen.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana memanfaatkan buah mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai bahan baku pembuatan Deterjen
2.      Apakah karakteristik dan kandungan dari buah mengkudu (Morinda citrifolia)
3.      Apakah Deterjen dari buah mengkudu (Morinda citrifolia) efektif untuk mengganti Deterjen yang sering kita pakai,sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

1.3  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Memanfaatkan buah mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai bahan utama pembuatan Deterjen
2.      Mengetahui efisiensi buah mengkudu (Morinda citrifolia) dengan atau tanpa bahan tambahan
3.      Untuk mengetahui karakteristik dan kandungan-kandungan yang terdapat pada buah mengkudu (Morinda citrifolia)

1.4  Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a)      Bagi Masyarakat
1.      Masyarakat menjadi tahu tentang manfaat dari buah mengkudu (Morinda citrifolia)
2.      Menambah pengetahuan masyarakat tentang bagaimana proses pembuatan Deterjen yang tidak berbahaya bagi lingkungan dari buah mengkudu (Morinda citrifolia).
b)      Bagi Mahasiswa
1.      Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kandungan  dari tanaman tersebut.
c)      Bagi Peneliti
1.      Sebagai suatu bahan  dan ilmu pengetahuan bagi penulis untuk diterapkan dan dikembangkan  dalam kehidupan bermasyarakat.
1.5 Metode Penelitia
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ini penulis menggunakan metode:
1.      Studi Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari informasi melalui buku-buku sebagai referensi dalam karya tulis
2.      Penelitian
Langkah ini dilakukan untuk menguji kebenaran dari masalah yang dibahas.Cara ini dilakukan oleh penulis dengan menggunakan alat-alat sederhana dengan tujuan agar masyarakat dapat mengikutinya
3.      Pencarian Dunia Maya
Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data-data yang tidak didapatkan sewaktu studi pustaka dan penelitian.Cara ini dilakukan dengan mencari data-data melalui websaite yang terkait dengan masalah yang dibahas.






BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengkudu merupakan tanaman yang sering tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m.Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m,memiliki bunga bongkol berwarna putih.Buahnya merupakan buah majemuk,yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol,dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Morinda citrifolia memiliki nama  sinonim Morinda bracteata dan Morinda litoralis. Morinda citrifolia kadang-kadang dibedakan menjadi 2 varietas, yaitu M. citrifolia var. citrifolia dan M. citrifolia var. bracteata. Varietas yang kedua memilikib 1-2 cuping yang mirip daun, berbentuk lanset memanjang, panjang 1-1,5 cm, batang lebih lurus, dan daun lebih kecil daripada var. citrifolia. Morinda citrifolia var. bracteata dapat dibedakan menjadi dua sub-variets, yaitu mengkudu tanah merah (menghasilkan zat warna berwarna merah) dan mengkudu tanah putih (menghasilkan zat warna berwarna putih). Zat warna tersebut digunakan untuk bahan pewarna alami.
Tabel 1.Klasifikasi Tanaman Mengkudu
Kerajaan
Plantae
Subkingdom
Tracheobionta
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Subkelas
Asteridae
Ordo
Rubiales
Famili
Genus
Species
Morinda citrifolia L.
Sejumlah zat yang berbeda-beda dalam buah mengkudu yang bekerja secara bersama-sama menghasilkan efek yang baik bagi tubuh. Setelah ditelusuri, ternyata mengkudu, baik akar, kulit, daun, buah, serta bunganya,juga memiliki khasiat sebagai obat.
Tabel 2.Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu
1.
Xeronine
30.
Proline
2
Plant sterois
31.
Caratenoids
3.
Alizarin
32.
Sitosterols
4.
Lycine
33.
Ieucine
5.
Caprylic acid
34.
Rubiadin
6.
Arginine
35.
Phospate
7.
Proxeronine
36.
Sitosterols
8.
Antra quinones
37.
Alkoloids
9.
Trace Elemens
38.
Damnachantal
10.
Phenylalanine
39.
Ursolic acid
11.
Magnesium
40.
Alkaloids
12.
Saranjidiol
41.
Histadine
13.
Cafactors
42.
Morindone
14.
Glutamate
43.
Asperuloside
15.
Nordamnachantal
44.
Aspartate
16.
Caproic acid
45.
Proxeronase
17.
Multi reseptor activators
46.
Glocopyronase
18.
Scolopetin
47.
Serotonine precursors
19.
Mm MaR Gucob
48.
Rubiadin Mme
20.
Bioflavonoids
49.
Carbonate
21.
Cysteine
50.
Tryptophane
22.
Serotonine
51.
Clororubin
23.
Terpenes
52.
Tyrosine dan serine
24.
Enzymes
53.
Morindin
25.
Threonine
54.
Glycosides
26.
Protein
55.
Methionine
27.
Acetin glucob
56.
Morindadiol
28.
Alanine
57.
Iron
29.
Sosium
58.
Vitamins
Kandungan dari buah mengkudu (Morinda citrifolia) ini semuanya memiliki fungsi dan perannya masing-masing,dimana kebanyakan kandungan zat yang terdapat dalam mengkudu ini berguna untuk kesehatan,tetapi disini juga terdapat kandungan zat iron dan ekstraks dari buah mengkudu yang dapat dijadi kan bahan baku pembuatan deterjen, beda dengan kandungan pada Deterjen biasa yang sering kita gunakan, kandungan yang terdapat di dalam Deterjen biasa adalah zat surfaktan.Merupakan zat yang berbahaya bagi manusia dan mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Proses pembuatan Deterjen dari pemanfaatan buah mengkudu.
Bahan :
1.      Buah mengkudu masak sekitar 5 buah
Dalam penelitian ini buah mengkudu (Morinda citrifolia) digunakan sebagai bahan baku pembuatan Deterjen
2.      Pewangi Ekstrak bunga
3.      NaOh sedikit saja
Alat
1.      Ember
2.      Pakaian kotor
Sebagai proses pengujian langsung
Langkah-langkah Pembuatan Deterjen Mengkudu  :
Langkah-langkah yang digunakan untuk membuat Deterjen ini adalah menggunakan cara sederhana dan inovasi dari penulis. Tujuannya agar cara ini dapat ditiru oleh masyarakat pada umumnya. Langkah-langkah pembuatan Deterjen ini antara lain:
1.      Pengumpulan atau pengambilan buah mengkudu (Morinda citrifolia)
Buah mengkudu ini diperoleh dari pohon mengkudu yang terdapat di lingkungan sekitar tempat tinggal penulis. Jumlah buah mengkudu yang digunakan adalah 5 buah
2.      Penggerusan/penumbukan
Buah mengkudu yang telah dibersihkan dengan air kemudian ditumbuk halus dengan penumbuk. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah pengambilan ekstrak buah mengkudu.
3.      Penyaringan
Setelah melalui tahap Penggerusan, lalu larutan tersebut disaring dengan menggunakan kain. Kemudian akan diperoleh ekstrak tanaman tersebut. Langkah ini bertujuan untuk memisahkan ekstrak tanaman dengan ampasnya.Ekstak buah mengkudu ini tidak cair tetap berbusa,dan bau.
4.      Pencampuran
Ekstrak buah mengkudu tadi yang telah melalui proses penyaringan / pemisahan dari ampasnya,lalu tambahkan sedikit NaOh dan pewangi untuk menghilangkan bau yang tinggal pada Ekstak buah mengkudu,lalu ddiamkan sekitar 5 menit hingga bau tersebut menghilang
5.      Pengujian
Dalam proses pengujian ini,Ekstrak dari buah mengkudu yang telah melalui proses pencampuran di masukkan ke dalam ember dan tambahkan sedikit air,lalu masukkan pakaian kotor untuk proses pengujian
Langkah-langkah ini merupakan cara sederhana dalam menguji kemampuan Deterjen dari mengkudu ini. Selain bertujuan untuk menguji Deterjen mengkudi ini, cara diatas diharapkan dapat ditiru oleh masyarakat untuk memanfaatkan buah mengkudu sebagai pengganti Daterjen.
Buah mengkudu  (Morinda citrifolia) yang semula hanya digunakan sebagai bahan pengobatan dan bau, Dan kini dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan Deterjen.
Deterjen mengkudu yang telah dihasilkan melalui cara-cara yang sederhana ini telah diuji kemampuannya terhadap pakaian kotor yang terkena noda. Dalam penelitian ini pengujian yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan efektifitas dari Deterjen mengkudu. Deterjen yang digunakan berupa cairan ekstrak yang telah mengalami proses penyaringan.
Kelebihan dan kekurangan Deterjen buah mengkudu (Morinda citrifolia)
Kelebihan :
1.      Deterjen ini tidak akan mengakibatkan pencemaran lingkungan
2.      Deterjen ini tidak mengandung zat yang berbahaya\
3.      Mudah dan murah dibua oleh masyarakat
4.      Phitotoksida rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
Kekurangan :
1.      Tidak tahan lama seperti Deterjen yang mengandung zat kimia,karena Deterjen mengkudu ini belum melalui tahap pengkristalan,dikarenakan alat yang tidak memungkinkan untuk proses pengkristalan dari ekstrak cair ke padat.
2.      Sedikit memerlukan waktu untuk proses penghilangan noda pada pakaian.
Dari hasil percobaan tersebut dapat dilihat penggunaan Deterjen mengkudu yang tidak menggunakan bahan tambahan berupa zat kimia lebih efisien dan praktis. Sedangkan Detergen yang mengandung bahan kimia sanggat berbahaya untuk pencemaran lingkungan. bukan saja pencemaran lingkungan tapi juga pertumbuhan tanaman di sekitar nya akan ikut terganggu atau bahkan ikut mati. Sehingga dalam pemakaiannya harus benar-benar cermat dan teliti. Untuk menghindari itu semua, sebaiknya kita menggunakan Denabatiterjen mengkudu dengan tanpa bahan tambahan agar lebih praktis dan ramah lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil prcobaan terhadap Deterjen yang dihasilkan dari buah mengkudu (Morinda citrifolia) dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
1.      Deterjen yang dihasilkan dari buah mengkudu jauh lebih baik dibandingkan dengan Deterjenkimia. Namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih Deterjen kimia dibandingkan dengan Deterjen alami dari mengkudu dengan berbagai alasan.
2.      Deterjen mengkjudu lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan Deterjen kimia
3.      Di dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia)banyak terdapat kandungan zat yang bermanfaat untuk pengobatan dan pemanfaatan bahan baku pembuatan Deterjen
4.      Tumbuhan mengkudu sering tumbuh di dataran rendah
3.2 Saran
1.      Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk dapat meningkatkan manfaat Buah mengkudu mengkudu sebagai pengganti Deterjen kimia.
2.      Perlu diterapkan penggunaan Deterjen mengkudu yang ramah lingkungan sejak sekarang untuk menghindari kerusakan lingkungan
3.      Masyarakat atau kelompok terkait, diharapkan dapat mengembangkan bahan-bahan alami buah mengkudu mengingat potensi yang dimiliki bahan-bahan alami cukup baik dibandingkan bahan kimia.





DAFTAR PUSTAKA

Anonimous 2009. Pengolahan Limbah Deterjen dengan Biofilter.

Anonimous 2009. Mengetahui Dampak Air Limbah Deterjen Terhadap Organisme Air.

Chantraine, F et all. 2009. Drawbacks of Surfactant Presence on The Dissolution and Mechanical Properties of Detergent Tablets : How to Control Interfaces by Surfactan Localization. Journal of Surfactan and Detergent. (10 Januari 2013)

Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling Filter http://eprints.undip.ac.id (10 Januari 2013).

Jurado, E et all. 2006. Enzyme Based Detergent formulas for Fatty Soils and Hard Surface in a Continous Flow Device . Journal of Surfactant and Detergents. Vol. 9. Qtr 1.

Scheibel J. 2004. The Evolution of Anionic Surfactan Tehnology to Meet the  of the Laundry Deterjent Industry. Journal of Surfactan and Detergent. Vo7. No. 5.




2 komentar: