BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Deterjen
merupakan produk teknologi yang strategis, karena telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari masyarakat modern mulai rumah tangga sampai industri. Di
sisi lain, detergen harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti fungsi jangka
pendek (short therm function) atau
daya kerja cepat, mampu bereaksi pada suhu rendah, dampak lingkungan yang
rendah dan harga yang terjangkau (Jurado et
al, 2006).
Produksi
deterjen Indonesia rata-rata per tahun sebesar 380 ribu ton. Sedangkan tingkat
konsumsinya, menurut hasil survey yang dilakukan oleh Pusat Audit Teknologi di
wilayah Jabotabek pada tahun 2002, per kapita rata-rata sebesar 8,232 kg
(Anonimous, 2009).
Dibandingkan dengan produk terdahulu, sabun, deterjen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta
tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Pada umumnya detergen bersifat surfaktan
anionik yang berasal dari derivat minyak nabati atau minyak bumi (Chantraine F et all, 2009).
Air limbah detergen
termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena didalamnya terdapat zat yang disebut
ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras.
Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable)
sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous, 2009).
Surfaktan sebagai komponen utama dalam deterjen, surfaktan
(surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Surfaktan ialah
molekul organik dengan bagian lifofilik dan bagian polar, yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan. Surfaktan membentuk bagian penting dari semua
detergen komersial.
Dilain pihak Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit
kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan
permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit
manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan
kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan
kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik
dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat
membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.
Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi
kesehatan.
Dengan makin luasnya pemakaian deterjen maka risiko bagi
kesehatan manusia maupun kesehatan lingkungan pun makin rentan. Limbah yang
dihasilkan dari deterjen dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan
yang selanjutnya akan mengganggu atau mempengaruhi kehidupan masyarakat
(Heryani dan Puji, 2008).
Air limbah detergen termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena didalamnya terdapat zat yang disebut
ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras.
Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable)
sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Anonimous, 2009).
Keberadaan busa-busa dari Deterjen ini di permukaan
air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga
menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air
kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian (Ahsan et al, 2005).
Selain itu pencemaran akibat deterjen mengakibatkan
timbulnya bau busuk. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan
hasil proses penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.
Sebenarnya alam telah menyediakan bahan-bahan yang
dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah seperti ini.Seperti buah
Mengkudu yang banyak mengandung zat – zat nutrisi,mengkudu juga mengandung zat
aktif,seperti terfenoid,anti bakteri,scolopetin,xeronine dan
proxeronine,pewarna alami dan asam.Namun sayangnya pemanfaatan buah Mengkudu
ini kurang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pemanfaatan buah yang banyak
mengandung zat yang bermanfaat ini sebagai bahan pokok pembuatan Deterjen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
memanfaatkan buah mengkudu (Morinda
citrifolia) sebagai bahan baku pembuatan Deterjen
2.
Apakah karakteristik
dan kandungan dari buah mengkudu (Morinda
citrifolia)
3.
Apakah
Deterjen dari buah mengkudu (Morinda
citrifolia) efektif untuk mengganti Deterjen yang sering kita
pakai,sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
1.3 Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Memanfaatkan
buah mengkudu (Morinda citrifolia)
sebagai bahan utama pembuatan Deterjen
2.
Mengetahui
efisiensi buah mengkudu (Morinda
citrifolia) dengan atau tanpa bahan tambahan
3.
Untuk
mengetahui karakteristik dan kandungan-kandungan yang terdapat pada buah
mengkudu (Morinda citrifolia)
1.4 Manfaat
Penelitian
Sesuai dengan tujuan, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a)
Bagi
Masyarakat
1.
Masyarakat
menjadi tahu tentang manfaat dari buah mengkudu (Morinda citrifolia)
2.
Menambah
pengetahuan masyarakat tentang bagaimana proses pembuatan Deterjen yang tidak
berbahaya bagi lingkungan dari buah mengkudu (Morinda citrifolia).
b)
Bagi
Mahasiswa
1.
Menambah
wawasan dan pengetahuan tentang kandungan dari tanaman tersebut.
c)
Bagi
Peneliti
1.
Sebagai
suatu bahan dan ilmu pengetahuan bagi
penulis untuk diterapkan dan dikembangkan
dalam kehidupan bermasyarakat.
1.5
Metode Penelitia
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis
ini penulis menggunakan metode:
1.
Studi
Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari
informasi melalui buku-buku sebagai referensi dalam karya tulis
2.
Penelitian
Langkah ini dilakukan untuk menguji kebenaran
dari masalah yang dibahas.Cara ini dilakukan oleh penulis dengan menggunakan
alat-alat sederhana dengan tujuan agar masyarakat dapat mengikutinya
3.
Pencarian
Dunia Maya
Hal ini dilakukan dalam rangka untuk
memperoleh data-data yang tidak didapatkan sewaktu studi pustaka dan
penelitian.Cara ini dilakukan dengan mencari data-data melalui websaite yang
terkait dengan masalah yang dibahas.
BAB II
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Mengkudu merupakan tanaman yang sering tumbuh di dataran
rendah hingga pada ketinggian 1500 m.Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8
m,memiliki bunga bongkol berwarna putih.Buahnya merupakan buah majemuk,yang
masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol,dan ketika sudah
tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Morinda citrifolia memiliki nama sinonim
Morinda bracteata dan Morinda litoralis. Morinda citrifolia
kadang-kadang dibedakan menjadi 2 varietas, yaitu M. citrifolia var.
citrifolia dan M. citrifolia var. bracteata. Varietas yang kedua
memilikib 1-2 cuping yang mirip daun, berbentuk lanset memanjang, panjang 1-1,5
cm, batang lebih lurus, dan daun lebih kecil daripada var. citrifolia. Morinda
citrifolia var. bracteata dapat dibedakan menjadi dua sub-variets, yaitu
mengkudu tanah merah (menghasilkan zat warna berwarna merah) dan mengkudu tanah
putih (menghasilkan zat warna berwarna putih). Zat warna tersebut digunakan
untuk bahan pewarna alami.
Tabel 1.Klasifikasi Tanaman Mengkudu
Kerajaan
|
Plantae
|
Subkingdom
|
Tracheobionta
|
Super Divisi
|
Spermatophyta
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
Subkelas
|
Asteridae
|
Ordo
|
Rubiales
|
Famili
|
|
Genus
|
|
Species
|
Morinda citrifolia L.
|
Sejumlah
zat yang berbeda-beda dalam buah mengkudu yang bekerja secara bersama-sama
menghasilkan efek yang baik bagi tubuh. Setelah ditelusuri, ternyata mengkudu,
baik akar, kulit, daun, buah, serta bunganya,juga memiliki khasiat sebagai
obat.
Tabel 2.Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam
mengkudu
1.
|
Xeronine
|
30.
|
Proline
|
2
|
Plant sterois
|
31.
|
Caratenoids
|
3.
|
Alizarin
|
32.
|
Sitosterols
|
4.
|
Lycine
|
33.
|
Ieucine
|
5.
|
Caprylic acid
|
34.
|
Rubiadin
|
6.
|
Arginine
|
35.
|
Phospate
|
7.
|
Proxeronine
|
36.
|
Sitosterols
|
8.
|
Antra quinones
|
37.
|
Alkoloids
|
9.
|
Trace Elemens
|
38.
|
Damnachantal
|
10.
|
Phenylalanine
|
39.
|
Ursolic acid
|
11.
|
Magnesium
|
40.
|
Alkaloids
|
12.
|
Saranjidiol
|
41.
|
Histadine
|
13.
|
Cafactors
|
42.
|
Morindone
|
14.
|
Glutamate
|
43.
|
Asperuloside
|
15.
|
Nordamnachantal
|
44.
|
Aspartate
|
16.
|
Caproic acid
|
45.
|
Proxeronase
|
17.
|
Multi reseptor
activators
|
46.
|
Glocopyronase
|
18.
|
Scolopetin
|
47.
|
Serotonine
precursors
|
19.
|
Mm MaR Gucob
|
48.
|
Rubiadin Mme
|
20.
|
Bioflavonoids
|
49.
|
Carbonate
|
21.
|
Cysteine
|
50.
|
Tryptophane
|
22.
|
Serotonine
|
51.
|
Clororubin
|
23.
|
Terpenes
|
52.
|
Tyrosine dan serine
|
24.
|
Enzymes
|
53.
|
Morindin
|
25.
|
Threonine
|
54.
|
Glycosides
|
26.
|
Protein
|
55.
|
Methionine
|
27.
|
Acetin glucob
|
56.
|
Morindadiol
|
28.
|
Alanine
|
57.
|
Iron
|
29.
|
Sosium
|
58.
|
Vitamins
|
Kandungan
dari buah mengkudu (Morinda citrifolia) ini semuanya
memiliki fungsi dan perannya masing-masing,dimana kebanyakan kandungan zat yang
terdapat dalam mengkudu ini berguna untuk kesehatan,tetapi disini juga terdapat
kandungan zat iron dan ekstraks dari buah mengkudu yang dapat dijadi kan bahan
baku pembuatan deterjen, beda dengan kandungan pada Deterjen biasa yang sering
kita gunakan, kandungan yang terdapat di dalam Deterjen biasa adalah zat
surfaktan.Merupakan zat yang berbahaya bagi manusia dan mengakibatkan
pencemaran lingkungan.
Proses pembuatan Deterjen dari pemanfaatan buah
mengkudu.
Bahan
:
1. Buah mengkudu masak sekitar 5 buah
Dalam penelitian ini buah mengkudu (Morinda citrifolia) digunakan sebagai
bahan baku pembuatan Deterjen
2. Pewangi Ekstrak bunga
3. NaOh sedikit saja
Alat
1. Ember
2. Pakaian kotor
Sebagai proses pengujian langsung
Langkah-langkah
Pembuatan Deterjen Mengkudu :
Langkah-langkah yang digunakan untuk
membuat Deterjen ini adalah menggunakan cara sederhana dan inovasi dari
penulis. Tujuannya agar cara ini dapat ditiru oleh masyarakat pada umumnya.
Langkah-langkah pembuatan Deterjen ini antara lain:
1. Pengumpulan
atau pengambilan buah mengkudu (Morinda citrifolia)
Buah
mengkudu ini diperoleh dari pohon mengkudu yang terdapat di lingkungan sekitar
tempat tinggal penulis. Jumlah buah mengkudu yang digunakan adalah 5 buah
2. Penggerusan/penumbukan
Buah
mengkudu yang telah dibersihkan dengan air kemudian ditumbuk halus dengan
penumbuk. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah pengambilan ekstrak buah
mengkudu.
3. Penyaringan
Setelah
melalui tahap Penggerusan, lalu larutan tersebut disaring dengan menggunakan
kain. Kemudian akan diperoleh ekstrak tanaman tersebut. Langkah ini bertujuan
untuk memisahkan ekstrak tanaman dengan ampasnya.Ekstak buah mengkudu ini tidak
cair tetap berbusa,dan bau.
4. Pencampuran
Ekstrak buah
mengkudu tadi yang telah melalui proses penyaringan / pemisahan dari
ampasnya,lalu tambahkan sedikit NaOh dan pewangi untuk menghilangkan bau yang
tinggal pada Ekstak buah mengkudu,lalu ddiamkan sekitar 5 menit hingga bau
tersebut menghilang
5. Pengujian
Dalam proses
pengujian ini,Ekstrak dari buah mengkudu yang telah melalui proses pencampuran
di masukkan ke dalam ember dan tambahkan sedikit air,lalu masukkan pakaian
kotor untuk proses pengujian
Langkah-langkah ini merupakan cara
sederhana dalam menguji kemampuan Deterjen dari mengkudu ini. Selain bertujuan
untuk menguji Deterjen mengkudi ini, cara diatas diharapkan dapat ditiru oleh
masyarakat untuk memanfaatkan buah mengkudu sebagai pengganti Daterjen.
Buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang semula hanya
digunakan sebagai bahan pengobatan dan bau, Dan kini dapat dimanfaatkan sebagai
pembuatan Deterjen.
Deterjen mengkudu yang telah
dihasilkan melalui cara-cara yang sederhana ini telah diuji kemampuannya
terhadap pakaian kotor yang terkena noda. Dalam penelitian ini pengujian yang
dilakukan bertujuan untuk membuktikan efektifitas dari Deterjen mengkudu. Deterjen
yang digunakan berupa cairan ekstrak yang telah mengalami proses penyaringan.
Kelebihan
dan kekurangan Deterjen buah mengkudu (Morinda
citrifolia)
Kelebihan :
1. Deterjen ini
tidak akan mengakibatkan pencemaran lingkungan
2. Deterjen ini
tidak mengandung zat yang berbahaya\
3.
Mudah dan murah dibua oleh masyarakat
4.
Phitotoksida rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak
tanaman
Kekurangan :
1. Tidak tahan
lama seperti Deterjen yang mengandung zat kimia,karena Deterjen mengkudu ini
belum melalui tahap pengkristalan,dikarenakan alat yang tidak memungkinkan
untuk proses pengkristalan dari ekstrak cair ke padat.
2. Sedikit
memerlukan waktu untuk proses penghilangan noda pada pakaian.
Dari hasil percobaan tersebut dapat
dilihat penggunaan Deterjen mengkudu yang tidak menggunakan bahan tambahan
berupa zat kimia lebih efisien dan praktis. Sedangkan Detergen yang mengandung
bahan kimia sanggat berbahaya untuk pencemaran lingkungan. bukan saja
pencemaran lingkungan tapi juga pertumbuhan tanaman di sekitar nya akan ikut
terganggu atau bahkan ikut mati. Sehingga dalam pemakaiannya harus benar-benar
cermat dan teliti. Untuk menghindari itu semua, sebaiknya kita menggunakan Denabatiterjen
mengkudu dengan tanpa bahan tambahan agar lebih praktis dan ramah lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil prcobaan terhadap Deterjen
yang dihasilkan dari buah mengkudu (Morinda citrifolia) dapat
penulis simpulkan sebagai berikut :
1. Deterjen
yang dihasilkan dari buah mengkudu jauh lebih baik dibandingkan dengan Deterjenkimia.
Namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih Deterjen kimia
dibandingkan dengan Deterjen alami dari mengkudu dengan berbagai alasan.
2. Deterjen mengkjudu
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan Deterjen kimia
3. Di dalam
buah mengkudu (Morinda citrifolia)banyak terdapat
kandungan zat yang bermanfaat untuk pengobatan dan pemanfaatan bahan baku
pembuatan Deterjen
4. Tumbuhan
mengkudu sering tumbuh di dataran rendah
3.2 Saran
1. Perlu
diadakan penelitian lebih lanjut untuk dapat meningkatkan manfaat Buah mengkudu
mengkudu sebagai pengganti Deterjen kimia.
2. Perlu
diterapkan penggunaan Deterjen mengkudu yang ramah lingkungan sejak sekarang
untuk menghindari kerusakan lingkungan
3. Masyarakat
atau kelompok terkait, diharapkan dapat mengembangkan bahan-bahan alami buah
mengkudu mengingat potensi yang dimiliki bahan-bahan alami cukup baik
dibandingkan bahan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous 2009. Pengolahan
Limbah Deterjen dengan Biofilter.
Anonimous 2009. Mengetahui
Dampak Air Limbah Deterjen Terhadap Organisme Air.
Chantraine, F et all. 2009. Drawbacks of Surfactant Presence on The
Dissolution and Mechanical Properties of Detergent Tablets : How to Control
Interfaces by Surfactan Localization. Journal of Surfactan and Detergent. (10
Januari 2013)
Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan
Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling Filter http://eprints.undip.ac.id (10 Januari 2013).
Jurado, E et all. 2006. Enzyme Based Detergent formulas for Fatty
Soils and Hard Surface in a Continous Flow Device . Journal of Surfactant and Detergents. Vol.
9. Qtr 1.
Scheibel J. 2004. The Evolution of
Anionic Surfactan Tehnology to Meet the
of the Laundry Deterjent Industry. Journal of Surfactan and Detergent.
Vo7. No. 5.
ass..
BalasHapusmas mau tanya itu penambahan NaOH berapa bayak?
Secukupnya saja, yg jelas 30% NaOH nya
Hapus