Jumat, 11 Oktober 2013

Makalah Chondricthyes


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillah hirobbil ‘alamin segala puji bagi ALLAH tuhan semesta alam,yang telah memberikan rahmat dan nikmat yang tak pernah bisa terhitung kepada kita semua sehingga kita masih bisa merasakan nikmat iman dan islam pada saat ini, Tak lupa pula salawat dan semoga selalu tercurah kepada sang tauladan Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,dan umatnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman kelak, aamiin
kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada kami dalam menyelesaikan Makalah yang berjudul “Chondricthyes” , dimana makalah ini adalah salah satu tugas yang diberikan oleh bapak Drs. Abas M.Pd  sebagai tugas dari mata kuliah Zoologi Vertebrata. kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun atas pembuatan makalah ini karena sesungguhnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dari para pembaca sangat besar peranannya,demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita dan bisa lebih meningkatkan semangat kedekatan kita semua kepa ALLAH swt. Kedekatan yang selalu membawa keteguhan saat kita harus mengarungi hidup dengan segala bentuk ujiannya, Aamiin.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

                                                                                                              Penulis

Bengkulu, 30 september 2013




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHUUAN............................................................................... 1
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan................................................................................................... 1
Bab 2. ISI......................................................................................................... 2
A.    Pengertian Hewan Chondricthyes........................................................ 2
B.     Karakteristik hewan Chondricthyes..................................................... 2
C.     Anatomi ............................................................................................... 3
D.    Morfologi.............................................................................................. 10
E.   Klasifikasi............................................................................................ 11
BAB 3. PENUTUP......................................................................................... 12
DAFTARPUSTAKA..................................................................................... 13

BAB 1
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Dikenal 4 kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah) dan yang masih ada adalah Cyclostomata (lamprey dan hag fishes), ikan purba berahang keras Placodermi (punah), kelas Chondrichthyes atau ikan tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan tulang sejati. Dua kelas terakhir dikelompokkan dalam superkelas pisces. (Sukiya, 2005)

Pada ikan bertulang rawan (chondrichthyes) kulitnya tegar dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terlatak sebelah ventral dari kepala. Juga merupakan vertebrata rendah yang memiliki columna vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage berupa pina (sirip). Hampir semuanya predacious, hidup di laut. Nenek moyangnya dikenal dari fosil-fosil  yang berupa sisa-sisa tulang gigi, tulang jari sirip dan sisik.
Ikan itu vertebrata aquatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung udara). Mempunyai otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium (tulang keras) yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang menulang.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai spesies dari Chondrichthyes agar kita mampu membedakan ikan bertulang rawan dengan ikan yang lainnya serta spesifikasi mengenai hewan chondricthyes ini.

B.     Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan hewan Chondricthyes itu ?
·         Bagaimana karakteristik umum dan khusus hewan Chondricthyes?
·         Bagaimana anatomi, morfologi, serta fisiologi hewan Chondricthyes ?
·         Bagaimana klasifikasi hewan Chondricthyes ?


C.     Tujuan
·         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hewan Chondricthyes
·         Untuk memahami bagaimana karakteristik dari hewan Chondricthye
·         Untuk memahami anatomi, morfologi, serta fisiologi dari hewan Chondricthyes
·         Untuk mengetahui sistem klasifikasi hewan chondricthyes

BAB 2
ISI


A.    Penegrtian hewan Chondricthyes
Chondrihthyes (Gr : Chondros = Tulang rawan , ichthyes = ikan ). Suatu ikan rawan dan bukan dari tulang keras(Neil A. Campbell, 2003)
Chondrichthyes atau  ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Rangkanya bertulang rawan. Notokorda, yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas (Anonim1, 2010).
Pada sebagian besar ikan, semua darah yang masuk ke jantung melalui vena mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbondioksida yang tinggi, yaitu yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah atrium, sebuah ventrikel dan sebuah konus anteriosus yang tersusun dalam urutan linear. Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darah yang di dalam vena sangat rendah, dan mengeluarkan darah dalam suatu arteri, aorta ventral, kelima atau keenam pasang aorta yang menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam insang ke aorta dorsal. Pada waktu darah melalui insang, karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil, hal ini mengubah darah menjadi darah arteri. Aorta dorsal membagi darah ini menjadi cabang-cabangnya ke seluruh bagian tubuh (Ville, 1988).
B.     Karakteristik

· Ciri-cir Umum
Ciri-ciri umum dari Chondrichthyes diantaranya yaitu :
a.  Rangka tulang rawan; Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan kelas ini adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif. Hal itu disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matrik tulang rawan yag lunak dengan matrik kalsium fosfat yang keras (Neil A. Campbell, 2003)
b.  Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak;
c.   Letak celah insang lateral dan ventral;
d.  Mulut terletak pada sisi ventral;
e.  Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak;
f.    Sirip berpasangan;
g.    Lubang hidung sepasang; Lubang hidung pada kelas Chondrichtyes hanya berfungsi untuk penciuman,

· https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2o0j7Z-CtdbxOJD0ILDsxOlOI8a9zw9XkPHIpMJ7Xrn9jaI0olNFkhsvcqpfyBx-F7xjpunRJ0P8IF1pwanSpfMeNORrsOWm-ZZTW4t1bYVlZ-nA-eeuHoJfdT0LtmtWCDJeoJWIUAsg/s1600/placoid.jpgCiri-ciri Khusus
a.   
Gambar : sisik plakoid pada hewan Chondrichtyes
 
Kulit keras, dengan sisik plakoid kecil dan banyak kelenjar mukosa, terdapat sirip median dan sisrip berpasangan, semua ditopang oleh jejari sirip, sirip pelvic dengan klasper pada jantan.


b.    Mulut ventral, dengan banyak gigi yang terlapisi email, kantung olfaktori berjumlah 2 (atau 1), tidak terhubung dengan rongga mulut, dengan rahang bawah dan atas, usus dengan katup spiral.
c.    Kerangka bertulang rawan, tidak ada tulang yang berpasangan, cranium bergabung dengan kapsul indra yang berpasangan, notokorda bertahan, tulang belakang banyak, lengkap, dan terpisah.
d.    Jantung beruang dua (1 atrium, 1 ventrikal), dengan sinus venosus dan konus arteriosus, hanya mengandung darah vena, beberapa pasang lengkung aorta, sel darah merah berinti dan berbentuk oval.
e.    Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang, masing-masing terdapat pada belahan yang terpisah ( 3 pasang pada chimaera ).
f.     Sepuluh pasang sarap cranial, setiap organ auditori dengan tiga kanalis semisirkularis.
g.    Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm).
h.    Jenis kelamin terpisah, gonad berpasangan secara khas, saluran reproduksi melepaskan isinya ke kloaka, fertilisasi internal, ovipar atau ovovivipar, telur besar, dengan banyak kuning telur, segmentasi meroblastik, tidak ada membran embrionik, perkembangan langsung, tidak mengalami metamorphosis.
Contoh Pari, Hiu, Lumba-lumba


C.    Anatomi
Anatomi Eksternal
a)    Gigi
Gigi ikan hiu berkembang baik yang membuatnya ditakuti organisme lain. Gigi pada hiu yang berada di gusi tidak menempel di rahang secara langsung dan gigi tersebut bisa diganti setiap waktu. Di beberapa baris gigi pengganti tumbuh jalur di bagian dalam rahang dan terus bergerak maju seperti ikat pinggang. Beberapa hiu dapat kehilangan sekitar 30.000 lebih gigi semasa hidupnya. Tingkat pergantian gigi bervariasi dari sekali setiap 7-8 hari sampai beberapa bulan. Pada sebagian besar spesies gigi yang diganti satu persatu, kecuali hiu cookiecutter yang mengganti seluruh barisan gigi sekaligus.


http://sin.stb.s-msn.com/i/A8/B9A12EA35CFDA99AB3E1627D842BB.jpg









Gambar : gigi hiu

Bentuk gigi hiu dipengaruhi pada pola makan. Misalnya hiu yang memakan moluska dan crustasea memiliki gigi yang rata dan padat yang berguna untuk menghancurkan, hiu yang memakan ikan-ikan memiliki gigi yang seperti jarum yang berguna untuk mencengkeram, dan mereka yang memakan mangsa yang lebih besar seperti mamalia memiliki gigi yang lebih rendah untuk mencengkeram dengan gigi atas berbentuk segitiga dengan tepi bergerigi untuk memotong. Gigi pemakan plankton seperti Hiu basking lebih kecil dan non-fungsional.
b)       Kerangka
Hiu dan pari memiliki kerangka yang berbeda dengan ikan dan vertebrata daratan. Hiu dan pari memiliki kerangka yg terbuat dari tulang rawan dan jaringan konektif, karena itu keduanya memang tergolong pada kelas Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Ikan memiliki kerangka tulang sejati, sama dengan tulang yang dimiliki semua vertebrata daratan. Tulang rawan atau cartilago merupakan kerangka yang lentur yang memiliki kepadatan setengah dari tulang. Hal ini dapat mengurangi bobot kerangka, sehingga dapat menghemat energi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0hobxww99dIwwBWUrILk13N-T5YoXLzV-0OFp0UI7NhvBowjK_LGZ62v3SRu0CwO6FMrEoVIxQaKstJYP8Lwf0s4SrDAQWEGxFWxxcAGSJ4Woc1RTCVNuzlAEdis8oOonuLNQvN4cqC12/s1600/tulang+hiu.gif


Gambar : Kerangka Ikan Hiu
Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas.
c)       Rahang
Rahang hiu tidak melekat pada kranium. Permukaan rahang hiu dan lengkungan tulang insangnya membutuhkan penopangan ekstra karena paparan yang berat untuk fisik hiu serta butuh kekuatan yang besar. Bagian ini mengandung lapisan heksagonal piring kecil yang disebut “tesserae”, yang merupakan blok Kristal garam kalsium yang diatur menjadi mosaik. Hal ini memberikan banyak kekuatan pada daerah-daerah tertentu, yang juga sama seperti hewan lain.
Umumnya hiu hanya memiliki satu lapisan tesserae, tapi untuk spesies yang besar seperti hiu banteng,hiu harimau, dan hiu putih besar, terdapat dua sampai tiga lapisan bahkan lebih, tergantung ukuran tubuhnya. Khusus hiu putih besar, rahangnya dapat mencapai lima lapisan. Pada moncongnya, tulang rawannya memiliki kemampuan spons dan fleksibel untuk menyerap kekuatan tekanan.
d)      Ekor
Bentuk ekor hiu dipengaruhi lingkungan sehingga bentuknya bervariasi dari satu jenis dengan jenis lainnya. Ekor berguna dalam memberi dorongan, memberi kecepatan dan percepatan tergantung bentuk ekornya. Hiu memiliki sirip ekor heterocercal di mana bagian punggungnya biasanya terasa lebih besar dibandingkan bagian ventral. Hal ini disebabkan ruas tulang belakang hiu meluas ke bagian dalam punggung sehingga memberikan area permukaan yang lebih besar untuk lampiran otot. Hal ini memungkinkan gerak yang lebih efisien pada ikan bertulang rawan apung negatif. Sebaliknya, ikan memiliki tulang yang paling menyerupai sirip caudal homocercal.
Ekor hiu harimau memiliki lobus atas yang besar yang memberikan daya maksimum untuk penjelajahan lambat atau ledakan kecepatan mendadak. Hiu harimau mampu memutar dan mengubah arah di dalam air dengan mudah ketika berburu untuk mendukungnya mendapat makanan, sedangkan porbeagle, yang berburu ikan bergerombolan seperti makarel dan herring memiliki lobus yang lebih besar dan rendah untuk membantu mengimbangi kecepatan renang mangsanya.
e)      Kepala
Terdapat reseptor medan elektromagnetik (disebut ampullae of Lorenzini) dan gerak mendeteksi kanal di kepala hiu. Mereka berjumlah ratusan hingga ribuan. Hiu menggunakan disebut ampullae of Lorenzini untuk mendeteksi medan elektromagnetik dimana semua makhluk hidup menghasilkan. Ini membantu hiu (terutama hiu martil) mencari mangsa. Hiu ini memiliki sensitivitas listrik terbesar binatang. Hiu mencari mangsa tersembunyi di pasir dengan mendeteksi medan listrik yang mereka hasilkan. Arus laut bergerak dalam medan magnet Bumi juga menghasilkan medan listrik yang digunakan oleh ikan hiu untuk orientasi dan navigasi.
http://www.elasmodiver.com/Sharkive%20images/AmpullaeofLorenzini001.jpghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/39/Lorenzini.jpg/300px-Lorenzini.jpg




Gambar. Sel-Sel Ampulle Lorenzini Terdapat Di Sekitar Mulut Hiu
Hiu memiliki indra penciuman yang tajam, yang terletak di saluran pendek (yang tidak menyatu, tidak seperti ikan bertulang) antara bukaan hidung anterior dan posterior, dengan beberapa spesies mampu mendeteksi sesedikit satu bagian per juta dari darah dalam air laut.
f)        Sistem Muskular
Otot tubuh dan ekor merupakan karakter segmental dan berfungsi untuk menghasilkan undulasi lateral batang tubuh dan ekor yang dibutuhkan untuk berenang. Otot yang lebih terspesialisasi melayani sirip yang berpasangan, daerah insang, dan struktur kepala.

Anatomi Internal
Anatomi internal tubuh hiu berbeda dengan ikan yang memiliki tulang sejati (tulang keras). Salah satu perbedaan utama adalah bahwa semua hiu memiliki kerangka kartilago. Penyayatan perut dari panggul sirip ke sirip dada organ pertama ditemui adalah hati. Hati menempati sebagian besar rongga tubuh hiu. Hati hiu berukuran besar, lembut dan berminyak. Organ ini terdiri dari hingga 25% dari total berat badan.
Hati hiu memiliki dua fungsi. Yang pertama adalah sebagai penyimpan energi karena semua cadangan lemak disimpan di sini. Fungsi kedua hati adalah untuk organ hidrostatik. Pelumas yang lebih ringan dari air disimpan dalam hati. Hal ini mengurangi kepadatan sehingga memberikan daya apung tubuh untuk mencegah tenggelamnya hiu. Selain hati, lambung dapat dilihat di dalam rongga tubuh. Di dalam perut hiu sering ditemukan isi makanan terakhir.
Perut hiu sendiri berakhir pada penyempitan yang disebut pilorus, yang mengarah pada duodenum dan kemudian ke katup spiral usus. Katup spiral usus adalah organ yang digulung secara internal berfungsi meningkatkan luas bidang permukaan untuk membantu penyerapan nutrisi. Katup spiral usus bermuara di rektum dan anus yang pada gilirannya akan bermuara di kloaka. Kloaka adalah ruang tempat saluran pencernaan, saluran kemih dan saluran kelamin yang terbuka ke luar. Lambung, usus, dan organ dalam yang lain terdapat pada rongga tubuh yang besar (selom). Selom dilapisi oleh membrane halus yang mengkilat yang disebut peritoneum, yang juga melapisi organ-organ.organ0organ yang ditopang dari dinding middorsal selom oleh mesenterium tipis, juga salah satui bentuk peritoneum. Septum transversal memisahkan selom dari rongga yang mengandung jantung.
http://www.infovisual.info/02/img_en/036%20Internal%20anatomy%20of%20a%20shark.jpg
Gambar. Anatomi Ikan Hiu
Di dalam rongga tubuh juga terdapat pankreas yang merupakan kelenjar pencernaan dengan dua lobus merah muda. Selan itu terdapat dua organ lain yang tidak termasuk dalam sistem pencernaan. Yang pertama adalah limpa, yang merupakan organ gelap di dekat perut yang dimiliki oleh sistem limfatik. Yang kedua adalah kelenjar dubur, organ kecil yang terbuka oleh saluran ke dalam anus. Karena berfungsi sebagai kelenjar garam, membuang kelebihan natrium klorida (garam) dari darah.
a.      Sistem Otot
Fungsi utama sistem oto adalah untuk berbagai variasi gerak dari organ tubuh. Gerak otot yang disengaja oleh ikan antara lain yaitu:
1.    menggerakan mata
2.    membuka dan menutup mulut
3.    membuka dan menutup insang
4.    menggerakan sirip ke atas atau ke samping
5.    melawan arus air

Jika dipotong tegak lurus dengan punggung, akan tampak otot-otot tersusun menurut lingkaran lingkaran konsentris. Potongan otot yang melingkar ini tersusun dari arah kranial ke kaudal berbentuk muskuli (berbentuk kerucut). Otot tersebut disebut miomer yang tersusun segmental. Masing-masing miomer dibungkus dan dipisahkan oleh jaringan ikat miocommata. (Sukiya, 2005)
Pada ikan bertulang rawan dan sejati, otot aksial dipisahkan oleh septum lateral (septrum horizontal) menjadi epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial dibagian ventral. Otot epaksial diinervensi oleh percabangan dorsal saraf spinal sedangkan otot hipaksial diinervensi oleh percabangan ventral saraf spinal. (Sukiya, 2005)
Otot-otot brankial berfungsi untuk menutup dan membuka lubang insang dan mulut, terutama otot konstriktor (dorsal dan ventral) dan elevator. Otot ini diinervensi oleh saraf spinal. Kelompok lain adalah otot hipobrankial yang memanjang di ventroanterior insang mulai dari daerah korakoid sampai rahang dan bagian ventral arkus brankialis. Otot tersebut adalah otot aksial yang berasal dari daerah brankiomerik, diinervasi oleh saraf spinal. Otot sirip pada ikan yang paling banyak adalah berupa otot ektensor dorsal dan fleksor ventral. (Sukiya, 2005)
b.       Sistem Pernapasan Pada Ikan Bertulang Rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum) misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut.

Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.

Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.

c.       Sistem Pencernaan Makanan
   Sistem pencernaan pada Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring, oesofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Mulut yang lebar dibatasi oleh barisan transversal gigi yang meruncing tajam; gigi ini tertanam di dalam daging pada rahang dan secara berkala digantikan oleh barisan gigi baru dari belakang. Lidah yang rata menempel ke lantai mulut. Di sisi faring yang lebar terdapat lubang yang mengarah ke celah insang dan spirakel yang terpisah. Esofagus yang pendek mengarah ke lambung yang berbentuk J, yang berujung di otot sfringter sirkular, katuk polarik. Usus mengikuti dan berhubungan langsung dengan kloaka serta anus. Di usus terdapat sekat yang tersusun spiral, dilapisi dengan membrane mukosa, yang menunda masuknya makanan dan menyediakan daerah absorbsi yang besar.
   Hati yang besar terdiri atas dua lobus panjang, melekat di ujung anterior rongga tubuh. Empedu dari hati mengumpul di kandung empedu yang kehijau-hijauan dan kemudian melintas melalui saluran empedu ke bagian anterior usus. Pankreas terdapat di antara lambung dan usus, salurannya bergabung dengan usus tepat di bawah saluran empedu. Kelenjar rektal yang ramping, fungsinya tidak diketahui, melekat di dorsal penghubung antara usus dan kloaka.
d.      Sistem Peredaran Darah
Jantung terdapat di bawah daerah insang, dalam sebuah kantung perikardium; kantung tersebut terdiri atas:
*      Sinus venosus, berdinding tipis yang menerima darah dari berbagai vena, diikuti oleh Atrium; Ventrikel, berdinding tebal; dan Konus arteriorus, dari sini darah melintas secara anterior ke aorta ventral , dari aorta ini lima pasang arteri brankial aferen terdistribusi ke kapiler insang untuk aerasi, empat pasang arteri brankial aferen kemudian mengumpulkan darah ke aorta dorsal, yang memanjang di sepanjang dinding middorsal selom.

Arteri utama terdiri atas:
Sepasang karotis eksternal dan internal di kepala;
Sepasang subklavia ke sirip pektoral;
Seliaka ke lambung, hati, dan usus;
Mesenterika anterior ke limpa besar yang meruncing dan bagian belakang usus;
Mesenterika posterior ke kelenjar rektal;
Beberapa renalis dan gonadika (ovarika atau spermatika) ke ginjal dan organ reproduksi; serta
Sepasang iliaka ke sirip pelvik. Di luar sirip pelvik terdapat aorta kaudal yang menyambung ke ekor.

Pada sistem vena, darah di vena kaudal pada ekor diteruskan ke:
ü  Sepasang vena porta renalis ke ginjal. Darah yang lain dari daerah posterior melintas ke depan dalam
ü  Sepasang vena postkardinal yang parallel dengan jantung dan pada
ü  Pasangan vena abdominal lateral di setiap sisi rongga tubuh
ü  Pasangan vena jugularis dan vena cardinal anterior mengembalikan darah dari daerah kepala semua vena ini masuk ke dalam sinus besar yang terhubung ke sinuis venosus. Darah dari saluran pencernaan mengalir dalam
ü  Vena porta hepatika untuk disaring melalui sinosuid seperti kapiler di hati kemudian di kumpulkan di
ü  Vena hepatika yang bergabung dengan sinus venosus. Darah melinta melalui jantung, tetapi hanya sekali setiap lintasan tubuh, seperti pada cylostomata serta sebagian besar ikan, dan darah jantung semua tidak mengandung oksigen.
e.       Sistem Respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut, hiu memasukan air kedalam dan mendorong air keluar melalui belahan insang dan spirakel. Insang yang melapisi lima pasang belahan terpisah (dan spirakel) tersusun atas banyak filamen parallel ramping yang mengandung kapiler. Darah dari aorta ventral melintas melalui kapiler ini, mengeluarkan karbondioksida dan mengabsorbsi oksigen terlarut di air, dan kemudian berlanjut ke aorta  dorsal.


f. Sistem Eksresi
Dua ginjal yang ramping terdapat tepat dibawah selom di sepanjang aorta dorsal. Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental yang bergabung dengan saluran longitudinal


D.    Morfologi ikan bertulang rawan
·       mulut Chondrichthyes terletak di bagian ventral tubuh
·       Memiliki dua pasang sirip dan 5-7 celah insang
·       Pada sebagian Chondrichthyes, notochord diganti oleh vertebra
·       Tubuh ditutupi dengan sisik tipe plakoid
·       Gurat sisi berkembang baik
·       Telinga hanya di bagian dalam
·       Tidak ada telinga tengah atau telinga luar
·       http://sarwoedi.files.wordpress.com/2008/11/10-ikan-hiu.jpgSirip dada dan sirip perut berpasangan,sedangkan sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur tidak berpasangan.
·       Chondrichthyes tidak memiliki gelembung renang

















Gambar : Morfologi ikan hiu (mewakili Chondricthyes)



E.     Klasifikasi Ikan bertulang rawan
Anggota ikan bertulang rawan (850 spesies) meliputi hiu dan ikan pari. Kedua jenis ikan tersebut memiliki endoskeleton berupa tulang rawan. Kelas Chondrichthyes memiliki 4 ordo yaitu: Cladoselachiformes, Xenacanthiformes, Selachiformes, Chondrenchhelyiformes, dan Chimaeriformes.
a. Ordo Cladoselachiformes (ancestor ikan hiu laut)
b. Ordo Xenacanthiformes (anasestor ikan hiu air tawar)
c. Ordo Selachiformes
 Subordo Hexanchoidei (ikan hiu sapi)
 Subordo Heterodontoidei (ikan hiu bertanduk)
 Subordo Selachoidei (ikan hiu modern)
 Subordo Batoidei (ikan pari dan skate)
d. Ordo Chondrenchhelyiformes (nenek moyang holocephali)
e. Ordo Chimaeriformes






















BAB 3
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah kami buat, maka kami menarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Hewan Chondrichtyes merupakan hewan yang memiliki tulang rawan
2.      Memiliki cirri khusus sebagai berikut:
·         Kulit keras
·         Mulut ventral
·         Kerangka bertulang rawan,
·         Jantung beruang dua (1 atrium, 1 ventrikal),
·         Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang,
·         Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm).
·         Jenis kelamin terpisah, ,
·         perkembangan langsung, tidak mengalami metamorphosis.
3.      Contoh dari hewan Chondrichtyes ini adalah : Pari, Hiu, Lumba-lumba